Rabu, 08 Mei 2019

Mendesain Ramadhan

Ramadhan Indah Bersama Ananda



Mendesain Ramadhan yang indah untuk anak. Alhamdulillah kini tiba bulan suci Ramadhan yang mulia, sangat penting mempersiapkan mental anak menghadapi bulan Ramadhan. Anak ketika menahan tidak makan dan minum kemudian berbuka maka anak akan mengetahui betapa besar nilai sebuah makanan sehingga melatih anak menghargai makanan yang mereka dapatkan.

Mengantarkan anak berpuasa dan memahami maknanya, sungguh bukan merupakan pekerjaan mudah namun bisa jadi menantang dan indah. Keberhasilan yang kita harapkan memerlukan persiapan pengetahuan kita sebagai orang tua, mental dan program sejak jauh hari.

Menanamkan kesadaran anak puasa Ramadhan dapat dimulai secara bertahap dan menyenangkan. Dengan mengajarkan anak puasa sejak dini, mereka akan terbiasa menjalankan ibadah puasa sebagai sebuah kebiasaan dan bukan lagi menjadi tekanan. Hal ini akan bermanfaat bagi kesehatan dan kecerdasan spiritual anak di masa mendatang.

Mendisiplinkan anak puasa sejak dini bukanlah sebuah kekerasan. Ini merupakan pelajaran kedisiplinan tentang nilai-nilai keagamaan. Melatih anak puasa Ramadhan tidak sama dengan mewajibkan mereka berpuasa. Bahkan di dalam Islam sendiri telah disabdakan oleh Rasul-Nya: “Tidak ada kewajiban syar’i bagi anak-anak yang belum baligh”.

Selain itu dalam melatih anak puasa, orangtua harus mempertimbangkan kondisi dan kemampuan mereka. Telah jelas bahwa Islam sendiri tidak menghendaki adanya unsur paksaan dalam mendidik anak. Jadi orangtua akan memberikan motivasi kepada anak-anak dalam cara mendisiplinkan mereka seperti halnya melatih dalam melatih anak puasa Ramadhan.

Mumpung juga sedang dalam bulan Ramadhan, di mana sekolah-sekolah akan mendukung keberadaan bulan penuh berkah ini, jadi anak-anak biasanya juga akan termotivasi dari guru mereka di sekolah maupun dari teman bermain atau teman sekolahnya. Mereka akan dengan senang hati menjalankan ibadah puasa ini bersama-sama.

Apakah anak balita juga sudah perlu dilatih untuk berpuasa? Namanya juga melatih anak puasa sejak dini, tentunya balita-pun juga sudah bisa untuk dilatih puasa Ramadhan. Jangan berpikir bahwa puasa mereka seperti puasa yang dilakukan oleh orang dewasa. Namanya juga latihan, tentunya harus bertahap dalam pengenalannya.

Berikut adalah beberapa kiat merancang Ramadhan yang terbaik bagi anak.

1. Ciptakan imajinasi positif lewat cerita

Anak-anak suka akan imajinasi dan selalu terpesona oleh cerita. Karena itu jauh sebelum Ramadhan datang orangtua yang rajin akan mengumpulkan kisah-kisah menarik seputar Ramadhan. Pilihlah kisah-kisah keteladanan perjuangan Sahabat dan Rasulullah SAW di bulan Ramadhan. Termasuk pengalaman-pengalaman masa kecil orang tua pun akan menyenangkan bagi anak-anak. Jadi mood dan chemistry Ramadhan sudah terasa pada diri anak menjelang Ramadhan datang dan menjadi energi berlimpah ketika menjalani Ramadhan.

Pemahaman yang benar tentang Ramadhan harus disampaikan. Tentang pahala yang berlipat, tenang syurga Arrayyan bagi yang berpuasa, tentang peperangan rasul yang dilakukan di bulan puasa, tentang Allah yang langsung memberikan pahala puasa tidak seperti ibadah lainnya, tentang Lailatul qadr, dll.

2. Ciptakan suasana baru yang istimewa

Penampilan ruangan atau kamar yang baru bisa memberi citra khusus di hati anak tentang bulan mulia ini. Niat orangtua untuk mengganti warna cat rumah, mengapa tidak mengambil momen Ramadhan ini? Dengan melakukannya sebelum bulan suci, kita akan terhindar dari terganggunya kekhusyukan ibadah yang lebih banyak lagi dan akan menambah kegembiraan Idul Fitri nantinya.

Menghias kamar anak dengan suasana baru dalam rangka menyambut datangnya Ramadhan, juga satu ide yang akan menambah motivasi anak untuk belajar berpuasa. Memberikan suasana menyenangkan dalam Ramadhan untuk anak. Biasanya untuk menyambut lebaran, orang-orang akan menata ulang rumah dan membersihkannya selama atau jelang Ramadhan. Karena saat Lebaran tiba akan banyak saudara dan teman yang saling mengunjungi, sehingga seakan sudah menjadi budaya di masyarakat, menjelang Ramadhan untuk mulai bersiap-siap membenahi rumah.

Orangtua bisa sekalian saja menata kamar si kecil dengan nuansa Ramadhan, menghiasi ruangan mereka dengan kaligrafi dan kartun muslim yang lucu. Menggantikan mainan-mainan yang bersifat umum dengan mainan-mainan bernuansa Islam. Membuat ruang khusus untuk belajar mengaji bersama, dan semacamnya.

Memasuki bulan Ramadhan, orangtua juga bisa memberikan keleluasaan buat anak yang sudah berusia sekolah untuk mengundang teman-temannya melakukan buka bersama di rumah. Libatkan anak untuk ikut menyiapkan persiapan buka sehingga akan tertanam rasa percaya diri dan dibutuhkan.

Selama Ramadhan berikan juga keleluasaan buat anak untuk ikut shalat Tarawih bersama di masjid, mengikuti tadarus Al-Quran, dan semacamnya. Hal ini akan menjadikan pengalaman tak terlupakan buat mereka di masa mendatang

3. Rencanakan menu khusus

Membiasakan anak bangun sahur bukan hal yang ringan. Orangtua perlu merancang jadwal khusus dan istimewa untuk membuat anak mau membuka mata dengan gembira. Menyediakan minuman serta snack kegemaran anak yang jarang didapatnya di luar bulan Ramdhan, bisa dijadikan salah satu cara.

Jika di bulan lain, Bunda mempersiapkan makanan untuk porsi 3 kali sehari, selama bulan puasa ini, Bunda cukup mempersiapkan makanan 2 kali sehari saat Sahur dan Berbuka saja. Pergantian waktu mempersiapkan makanan pada dini hari dan menjelang Maghrib. Untuk itu Bunda juga harus memberikan gizi yang cukup buat anak-anak agar energi mereka bisa tersimpan lebih lama di dalam tubuh. Rencanakan menu masakan jauh hari sebelumnya dan diskusikan menu apa yang diinginkan oleh mereka agar mereka juga lahap memakannya.

Jangan lupa hidangkan menu sahur yang istimewa, sesuai selera anak. Awal bulan Ramadhan akan dimulai dengan shalat Tarawih di malam hari di masjid, ajak mereka untuk mulai mengenal Ramadhan untuk anak dengan mengikuti shalat tarawih. Beritahukan pula bahwa besok pagi sebelum subuh harus ikut bangun untuk makan sahur bersama. Sebagai motivasi buat mereka, perlihatkan makanan kegemaran mereka dan beritahukan bahwa makanan tersebut hanya boleh dimakan besok pagi sebelum waktu subuh. Mereka mungkin akan termotivasi untuk ikut makan sahur bersama.

4. Gembirakan ibadahnya

Perasaan senang tanpa tekanan dalam beribadah sangat penting bagi anak-anak. Jika ibadah merupakan paksaan, di memorinya akan tersimpan secara tidak sadar, bahwa ibadah identik dengan tekanan. Jangan pernah memaksa anak untuk berpuasa atau ibadah lain. Yang dapat dilakukan orang tua adalah mengkondisikan lingkungan bermain dan kehidupan sehari-hari anak dengan menyenangkan, sehingga anak akan tertarik untuk mulai turut mencoba. Misalnya dengan mengundang kawan-kawannya berbuka puasa di rumah, atau mengajak teman-teman mereka untuk menginap dan sahur bersama.

5. Sesuaikan tahapan dengan usia

Sebagai tahap awal, ijinkan kapan saja berbuka manakala mereka sudah tak kuat bertahan. Namun beri pengertian agar kemampuan berpuasanya ditingkatkan, atau minimal sama dengan sebelumnya. Buat catatan yang jelas mengenai jadwal berbuka setiap hari. Motivasi anak untuk selalu membuat statistik yang meningkat, atau minimal tetap. Jika semula berbuka pukul 9, mungkin tiga hari kemudian pukul 10, kemudian meningkat pukul11, hingga akhirnya mencapai adzan dzuhur. Dari yang semula berbuka di adzan dzuhur bisa bertambah hingga adzan maghrib. Ide untuk selalu berpuasa setelah berbukapun perlu dicoba.

Jangan lupa untuk mengikutsertakan anak-anak pada saat berbuka di waktu maghrib, walau mereka telah berbuka sebelumnya, atau belum puasa sama sekali. Berbuka merupakan peristiwa rohani yang membahagiakan mereka.

Tentunya supaya tidak menjadi beban maka yang penting anak dibiasakan puasa sejak dini. Anak yang usia 5 tahun bisa dilatih puasa setengah hari misalnya sampai adzan dhuhur. Jika anak sudah terbiasa, maka kemudian bisa ditingkatkan sampai jam 15.00 atau Ashar pada usia 7-8 tahun

6. Sesuaikan program dengan keunikan anak

Perlakukan anak-anak sebagai individu yang utuh (the whole child). Sesuaikan program Ramadhan dengan pikiran, emosi, imajinasi, dan sifat alamiah sesuai keunikan masing-masing anak. Ayah dan Ibu adalah orang yang paling paham keunikan anak-anak mereka. Silahkan berkreasi untuk menciptakan gairah beribadah mereka. Misalnya, apakah si Annisa mudah bangun pagi atau apakah Ahmad lebih sulit disuruh makan? Coba pelajari apakah ada sifat khusus anak yang mungkin menyulitkannya melaksanakan ibadah Ramadhan. Misalnya anak yang gemar makan, maka harus dicari kiat yang tepat agar anak tahan tidak makan selama jam berpuasa. Inilah tugas penting sang ibu.

7. Pengalaman untuk membangun mental psikologis

Membangun mental psikologis anak, bisa dilatih sedini mungkin. Diawali dengan mengajak anak untuk ikut bangun saur dan biarkan ia melihat aktifitas anggota keluarga saat saur dan merasakan nikmatnya kebersamaan. Di saat saur, anak akan melihat bagaimana semua anggota keluarga walaupun mengantuk namun tetap memaksakan diri untuk bangun dan makan bersama di satu meja.

Menjelang pagi, rutinitas berjalan seperti biasa. Tapi si anak merasakan ada yang lain kali ini. Ibu, Ayah atau kakak-kakaknya tidak ada yang sarapan pagi. Bahkan sampai siang ia tetap tidak melihat seorang pun makan. Bila saat buka puasa tiba. Dia akan melihat bagaimana semua anggota keluarga berkumpul lagi. Bagaimana nikmatnya ketika seharian menahan lapar,

lalu berbuka bersama dengan aneka makanan yang belum tentu ada pada hari biasa. Pengalaman dan kebiasaan-kebiasaan yang dilihat dan dirasakan oleh anak inilah yang akan membangun psikologis ia nantinya. Karena faktor psikologislah yang berperan penting untuk mengatur kapan ia ingin berpuasa, sampai berapa lama, dsb. Umur tidaklah menjadi ukuran saklek. Jadi, biarkan anak merasakan sendiri nikmatnya berpuasa, tanpa adanya tekanan dari orang tua. Kita sebagai orang tua cukup memberi contoh yang baik kepada mereka.

8. Siapkan kondisi lingkungan yang mendukung

Upayakan tidak banyak menghabiskan waktu di tempat konsumtif seperti mal atau tempat hiburan atau permainan yang membuat letih dan kehilangan makna Ramadhan. Jangan biarkan makanan dan minuman apapun berada pada jangkauan pandangan anak-anak. Kosongkan meja dan lemari makan. Beri pengertian pada adik agar tidak makan di depan kakak yang berpuasa. Bahkan gambar-gambar yang dapat memunculkan air liurpun sebaiknya disimpan lebih dulu.

9. Menciptakan aktifitas kreatif. Mempersiapkan Permainan-Permainan selama Bulan Ramadhan

Fitrahnya, anak-anak menyukai kegembiraan, mereka belajar melalui aktivitas bermain. Sebelum datangnya bulan suci Ramadhan, kita bisa mulai mempersiapkan daftar permainan untuk mengisi waktu luang selama puasa. Hindari permainan yang menguras tenaga di siang hari. Aktivitas permainan yang menguras tenaga dapat membuat anak cepat haus dan lapar.

Lebih baik mempersiapkan permainan yang bisa mengasah kecerdasan dan keterampilan serta membuat anak nyaman duduk di dalam rumah. Jika ingin melakukan permainan yang menguras tenaga, tidak masalah, asalkan permainan dilakukan saat mendekati waktu berbuka agar anak tidak merengek karena menahan haus dan lapar terlalu lama.

10. Menjaga Kesehatan Anak

Kesehatan fisik yang prima dibutuhkan anak untuk menyambut Ramadhan. Kita bisa mempersiapkan kondisi fisik anak dengan memberinya makanan yang sehat dan bergizi. Bisa juga dengan menambah makanan suplemen dan vitamin.

Manfaat Ramadhan untuk anak

Manfaat ramadhan untuk anak ini sangat banyak, mulai dari sisi kesehatan, pendidikan, disiplin, sosial, dan lain sebagainya. Dari sisi kesehatan, puasa membuat organ-organ pencernaan beristirahat, termasuk juga sistem enzim dan hormonalnya. Kemudian organ-organ ini akan bekerja kembali dengan lebih sempurna setelah beristirahat selama sebulan.

1. Melatih kedisiplinan anak

Dalam proses Ramadhan untuk anak yaitu dalam disiplin waktu untuk bangun di malam hari, melakukan sahur, dan akan melakukan buka puasa tepat waktu di saat yang ditentukan tiba. Selain itu juga melatih mereka dalam ketaatan menjalankan perintah agama.

2. Melatih kejujuran

Bahwa puasa atau tidaknya mereka tidak akan ada yang tahu, maka anak-anak akan terbiasa mendengarkan nurani mereka. Apakah mereka akan berbohong telah berpuasa padahal sembunyi-sembunyi mengambil makanan atau membeli jajanan di luar ataukah akan berbicara jujur bahwa mereka telah membatalkan puasa-nya. Disitu kejujuran mereka dilatih sejak dini.

Tentunya orangtua juga harus bisa menjadi detektif, jika anak ketahuan berbohong, maka peringatkan mereka bahwa berbohong merupakan dosa, orangtua juga bisa mulai mengarahkan anak-anak dengan memberikan gambaran tentang surga dan neraka, dosa dan pahala, tentunya dengan istilah yang sederhana yang bisa dipahami oleh pemikiran anak-anak.

3. Melatih anak puasa, sebagai pendidikan kedisiplinan dan keagamaan di dalam lingkup keluarga

Keluarga merupakan landasan dasar tempat anak belajar baik dari perilaku maupun bimbingan orangtua. Anak merupakan penerus bagi kehidupan bangsa. Pendidikan akhlak dan karakter anak sebaiknya mulai distimulasi sejak dini oleh orangtua.

Bulan Ramadhan yang dikenal sebagai bulan penuh keutamaan bagi umat Islam di dunia, bisa dijadikan moment yang tepat untuk pendidikan disiplin dan akhlak anak sejak dini. Kebetulan kita tinggal di Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah Muslim, sehingga bulan Ramadhan akan benar-benar terasa kekhusyu’an umat Islam dalam menjalankan ibadahnya. Dengan didukung oleh lingkungan masyarakat yang sedang gencar melakukan ibadah, orangtua bisa menerapkan pendidikan akhlak dan agama di dalam lingkup rumah.

Closing

Mari mulai mengenalkan Ramadhan untuk Anak-anak sejak dini. Buat para orangtua baru dengan anak-anak yang masih balita, kadang masih melupakan atau bahkan tidak terlintas dalam pikiran untuk mempersiapkan Ramadhan untuk anak agar si kecil belajar puasa atau setidaknya mulai belajar mengenal puasa.

Memulai sesuatu memang tidak pernah mudah, begitu juga dengan mulai mengajarkan anak puasa dan sekaligus memahami maknanya. Agar orangtua bisa berhasil dalam mengkondisikan mereka untuk memaknai datangnya Ramadhan, diperlukan persiapan dan rencana yang matang.
Previous Post
Next Post

Hai ... Selamat membaca

0 Comments:

Tulis komentarmu di sini ....