Senin, 30 September 2019

Keseruan Konferensi Ibu Profesional 2019

Konferensi Ibu Profesional



Asa bangga dan haru masih membuncah karena diri ini menjadi bagian dari sebuah perubahan. Bukan perubahan yang muluk. Namun perubahan yang dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Dan perubahan yang nyata. Menjadi bagian dari Konferensi Ibu Profesional membuat diri menjadi berenergi untuk bersinergi membiat perubahan
.
.
Bagaimana tidak? Kegiatan 3 hari 2 malam ini sungguh padat ilmu, sarat makna dan penuh sukacita. Beragam pembicara dihadirkan untuk memberikan hikmah dan memaparkan berbagai perubahan, besar ataupun kecil, lokal maupun global, baru dimulai ataupun sudah berdampak besar. Kesemuanya hadir memberikan suntikan semangat yang menantang hadirin. Apakah siapa menjadi changmakers selanjutnya?
.
.
Yeees… we are the next changemakers.
.
.





Pada Konferensi Ibu Profesional ini hadir @inemjogja yang menginspirasikan kegiatan sosial berbagi dengan berdandan nyentrik ala wong edan untuk menarik perhatian banyak orang. Sumitra Pasupathy hadir dengan berbahasa Melayu mix Inggris dan diterjemahkan oleh @arakusuma, bercerita tentang @ashokayc dan menggandeng peraih penghargaan youth changemaker yang di usia mereka yang masih sangat belia mampu memberikan perubahan yang bermanfaat besar bagi lingkungannya.
.
.
Bu @septi.peni hadir pun menjadi pembicara pada sesi malam hari pertama. Bu Septi memberikan semangat bahwa hambatan seorang ibu adalah tantangan yang bisa diatasi. Dan ibu tidak sendiri. Ada buanyaaaak ibu – ibu yang merasakan tantangan yang sama.
.
Hari kedua bertepatan dengan momen kemerdekaan, @maritaningtyas membacakan puisi yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sungguh sebuah momen kemerdekaan yang lain daripada yang lain. Ketika kami, para ibu, hadir dalam sebuah forum yang bersemangat bergerak mengisi kemerdekaan dengan membuat perubahan yang nyata.
.
.
Di hari kedua ini, Bunda Efi Femiliyah bercerita tentang Hijrah Nol Sampah dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk penyelamatan lingkungan dan alam, Bunda Elsy Junilia @elsy_ummu_zaha berkisah tentang konseling berperspektif gender yang menitikberatkan pada merilis segala emosi negatif yang memberikan dampak pada psikis ibu. 👇👇.
.
Sesi selanjutnya giliran tim Klik mewakili Bunda Sri Indahyani yang telah membuat video presentasi tentang kampanye anti bullying dengan apik. Kampanye ini menargetkan anak SD kelas 4,5,6 dan anak SMP sebagai subjek yang menyadari terjadinya bullying pada diri sendiri maupun orang lain serta mencegahnya menjadi pelaku bullying. Kesemuanya disajikan kepada anak secara sederhana dan menyenangkan.
.
.
Bunda Puspaning Dyah bercerita tentang sedekah jariyah yang dijalani oleh dirinya dan keluarganya. Beliau mengumpulkan zakat dan memberikannya sebagai pinjaman tanpa agunan kepada pelaku UKM yang terpercaya. Berapapun nilai pinjaman yang kembali padanya maka itulah yang akan digulirkan kepada penerima manfaat selanjutnya.
.
.
Acara semakin seru saat Bunda Noor Liesnani berkisah tentang perjuangan beliau mendirikan Pamela Group dengan dukungan penuh dari suami dan keluarga.
.
.
Di sisi belakang ballroom, panitia menyediakan sebuah papan besar yang terbagi dalam dua area. Masing – masing bidang memiliki judul : I want to get dan I want to give. Ternyata… peserta berkesempatan menuliskan apa saja yang ingin diperoleh dan apa saja yang ingin dibagikan dalam acara ini. Karena semua adalah murid dan semua adalah guru.
.
.
Ibu – ibu tentu sangat menyayangkan jika kulit buah terbuang percuma. Maka Bunda Uswatun Hasanah pun hadir mendemokan pembuatan ecoenzym yang merupakan zat pembersih serbaguna berbahan kulit buah. Peserta pun begitu antusias hingga tak sabar ingin mencobanya sendiri di rumah.
.
.
Ballroom Indraprasta dibuat bergetar oleh 6 kandidat penerima Changemaker Award. Yang salah satunya adalah Bunda Yuni Astuti dari IP banten. Melalui tulisannya, para kandidat ini telah menceritakan kisah hidupnya serta perubahan yang telah dibuat oleh dirinya. Hingga akhirnya Bunda Ressy Laila Untari Ningsih, Bunda Ika Pratidina dan Bunda Hilda Lu’lu’in dinobatkan menjadi penerima Changemaker Award. Barakallah
.
.
Salah satu yang ditunggu dalam KIP ini adalah Ta’mir Masjid Jogokaryan yang memaparkan kisah merubah masjid menjadi sangat bermanfaat bagi umat. Merubah mindset agar masjid menjadi tumpuan masalah dan solusi bagi umat tentu bukanlah hal yang mudah. Namun Jogokaryan membuktikan bisa. Data spesifik pun dimiliki Ta’mir Masjid Jogokaryan sebagai peta dakwah sehingga dakwah bisa dilakukan dengan optimal. Hingga saldo nol pun menjadi slogan masjid ini sebagai bentuk utama pelayanan umat.
.
.
Di sesi sore, Saya memaparkan tentang workshop menu belajar sesuai STPPA dengan peserta yang bisa mempraktekkan langsung dan berdiskusi bersama tentang menu belajar yang telah dibuat. Sesi terakhir sebelum break diisi oleh Bunda Puri yang bercerita tentang kebiasaan keluarganya untuk bertanya dan mencari jawaban pertanyaannya. Simulasi Pun dilakukan untuk membuat suasana menjadi hidup. Kami membuat pertanyaan, dan kami saling bertukar untuk menjawab pertanyaan dalam Ask to Solve.
.
.
Sesi malam, tak ada rasa ngantuk sedikitpun. Karena Pak Dodik membawakan materi tentang Perempuan Berdaya dengan sangat apik. Dream it, do it, share it, grow it. Menjadi langkah demi langkah yang merupakan pola menjadi perempuan berdaya. Seperti yang telah dipraktekkan beliau bersama Bu Septi Peni, istrinya.
.
.
Ibu yang begitu powerfull dan melayani adalah hal yang melekat pada Ibu @trimumpuni. Beliau yang begitu kuat membawa air dan listrik ke daerah tepi Indonesia dan daerah tak terjangkau oleh pembangunan daerah. Beliau yang menggerakkan masyarakat desa menerobos sungai, hutan, bahkan membelah bukit demi memerdekakan kaum perempuan dari pekerjaan berat yang membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengambil air dan mengolah minyak nilam. Sehingga para perempuan ini kini punya banyak waktu untuk bercocok tanam hingga membuat kain lokal.
.
.
Konferensi Ibu Profesional bukanlah seminar duduk manis mendengarkan narasumber. Namun KIP adalah bukti nyata perempuan menjadi changemakers agents yang akan membuat perubahan bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan selepas KIP dan kembali ke daerah asal. Maka dalam KIP juga dilakukan MoU sebagai bentuk sinergi antara Institut Ibu Profesional dengan berbagai pihak yang mendukung gerakan perubahan. perempuan.
.
.
Penutupan pun ditandai dengan penandatangan kertas lebar oleh seluruh peserta sebagai tanda bahwa seluruh peserta ikut berkomitmen dalam mengemban amanah sebagai agen perubahan. Tanda tangan ini tentunya tak sekadar menorehkan tinta saja. Namun juga menjadi semangat dan motor agar menjadi diri yang lebih baik dan melakukan perbuatan baik.
.
.
Apakah KIP ini sudah selesai? Belum. Gemanya masih menggaung. Euforianya masih semarak. Untaian kata dari para narasumber masih terngiang di telinga. Dan kini… Kami telah membeli jam terbang dari seluruh hadirin yang datang. Dari peserta, dari panitia dan yang pasti dari para narasumber. Kami siap melesat. Memulai perubahan kami dari memimpikannya, dan kami siap bergerak. Bersinergi dengan siapa saja demi kemaslahatan bersama. Karena kami lah changemakers selanjutnya.
.
.
#KIP2019 
#ibuberkonferensi 
#changemakers 
#perubahandiri 
#perubahankeluarga #perubahanlingkingan #menebarmanfaat 
#membelijamterbang #ibuagenperubahan
@konferensiibuprofesional
@septi.peni

Previous Post
Next Post

Prakata Salam Hangat, Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Semangat pagi, IPers Banten! Blog ini berisi berbagai informasi seputar pengasuhan dan pendidikan anak, tentu saja segala sesuatu yang berkaitan dengan seorang wanita. Di sini kami sebagai media untuk menyimpan berbagai informasi penting yang diperlukan khususnya bagi Ibu profesional regional Banten dan juga kepada seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. Terima Kasih Salam Sayang Admin Blog, MoRry

0 Comments:

Tulis komentarmu di sini ....