Minggu, 14 April 2019

Profile Ibu Profesional Banten - Ibu Rizqie Fajriyani Jurnaliska

Assalamualaikum warahmatullahi wa barrakatuh,,,

Selamat pagi ibu pembelajar, siapakah yang masih galaw perkara pemimpin? Insya Allah hari ini kita akan mengenal lebih jauh sosok seorang pemimpin.

Pada tahun 2015 beliau adalah salah satu founder IP Banten, dan baru-baru ini diangkat menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Pemudi Persatuan Islam Banten. Bumil yang senang berkomunitas ini selalu menyempatkan bermain dan membacakan buku untuk ketiga anaknya.

Yuk.. kenal lebih dekat sosok pengurus Ibu Profesional kita kali ini, ibu Rizqie Fajriyani Jurnaliska.


Assalamualaikum teh qie, apa kabar?

Alhamdulillah sehat teh Merry

Teh,,, sebelum mulai ke pertanyaan lain, boleh tahu arti namanya?

Terimakasih pertanyaannya, teh Merry.  Nama tersebut diberikan oleh ayah saya. Rizqie bermakna bahwa saya adalah rezeki dari Allah untuk kedua orang tua saya dan mereka berharap pula saya senantiasa dicurahkan rezeki yang barakah oleh Allah swt. Fajriyani bermakna waktu fajar, karena saya lahir subuh.  Dan Jurnaliska karena ayah saya, saat saya lahir,  beliau berprofesi sebagai jurnalis. Pernah sebel kenapa pakai nama jurnalis segala,  kan saya bukan wartawan...Heu.  Tapi seiring waktu saya amati,  hampir semua orang ingat nama saya gara-gara ada kata jurnalisnya.  Ternyata karena nama tersebut orang lain jadi gampang ingat.  Jadi ga sebel lagi :D


Di situasi politik kita yang tengah memanas ini, teteh sudah menentukan pilihan kah untuk lima tahun ke depan?

Sudah dong.. No golput.  

Apa kriteria pemimpin ideal menurut teh qie?

Bagi saya kriteria  seorang pemimpin yang pertama adalah takwa. Takwa secara bahasa (arab)  arti asalnya adalah khauf (takut).  Jadi,  yang pertama ia mestilah orang yang takut pada Allah.  Sehingga akan berusaha menjaga amanah atas tanggung jawab kepemimpinan-nya. Menjadi pemimpin bukan karena ingin tenar, banyak dipuja puji orang,  atau lainnya. Tetapi murni karena pengabdian dirinya kepada Allah, dan merealisasi-kannya dengan menjadi orang yang bermanfaat untuk orang banyak.

Kedua, pemimpin harus punya kecerdasan emosi dan intelektual. Salah satu contoh kecerdasan emosi adalah sabar. Pemimpin itu adakalanya kebijakannya disenangi orang,  ada kalanya juga dibenci. Kalau sabarnya kurang,  akan gampang baper saat ternyata segala usaha malah dicemooh orang.

Cerdas intelektual misalnya pemimpin mesti tahu kemana ia akan membawa “perahunya berlayar”. Apa saja strategi yang diperlukan agar tujuannya tercapai dst. Itu semua butuh kecerdasan.  Tentu bukan semata kecerdasan pemimpinnya.  Dalam berorganisasi memerlukan kerjasama komunal.

Ketiga, pemimpin tentu mesti cerdas sosial juga.  Berani bertemu, bernegosiasi, beradaptasi dengan banyak orang.





Punya tokoh pemimpin idola kah? Siapa?

Nabi Muhammad SAW.  Beliau pemimpin ideal sepanjang masa.  Super Leader Super Manager.

Apakan setiap dari kita bisa menjadi pemimpin?

Kullukum raa'in wa kullukum mas-uulun ‘an ra'iyyatih.  Begitu sabda Rasulullah saw.  Artinya “setiap kalian adalah pemimpin,  dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya”.  

Jadi, sejatinya setiap diri kita adalah pemimpin, mesti bisa menjadi pemimpin dan sudah dianugrahi perangkat untuk menjadi pemimpin. Hanya saja tergantung skalanya masing-masing. Ada yang skalanya baru memimpin diri sendiri,  ada yang untuk diri sendiri plus keluarga,  ada yang diri sendiri plus organisasi dan seterusnya. Yang jelas semuanya diminta pertanggungjawaban.  

Menurut teteh apa peran pemimpin dalam keluarga?

Peran pemimpin dalam keluarga tentu amat besar. Tanpa peran kepemimpinan,  keluarga tidak akan terkonsep dan teratur. Tidak jelas kemana arah keluarga akan dibawa hingga akhirnya gampang terbawa kemana angin meniupnya. Ini tentu tidak baik,  karena seharusnya keluarga itu menjadi satu tim yang solid sesuai perannya masing-masing.

Dari ketiga anak di rumah adakah yang mendominasi rasa kepemimpinannya?






Ada.  Anak pertama dan memang ia laki-laki.  Saya suka bilang ke adik-adiknya.  Hormati Aa.  Ia pemimpin kalian kalau kami tidak ada.

Dengan jabatan sekarang apa yang berubah dari sosok Rizqie Fajriyani Jurnaliska sebelumnya?

Dulu sebelum suka berorganisasi, saya tipikal orang yang suka ga enakan dalam banyak hal. Misal,  ngga enak kalau harus nyuruh orang, ngga enak kalau harus menolak permintaan orang, dan sebagainya. Pada kenyataannya tidak mungkin kita mengerjakan semuanya sendirian. Kalau dalam organisasi semuanya dikerjakan oleh pemimpinnya pasti organisasinya tidak sehat.  Dalam organisasi pasti harus ada delegasi, perintah, koordinasi,  dst.  Meski tentu harus dengan cara yang baik dan bijaksana.

Apa tantangan terberat nya?

Tantangan terberat adalah membagi waktu. Suatu hari anak pertama saya bilang,  kenapa sih saya harus jadi ketua (dan atau berkomunitas)  segala. Lantas saya bilang,  bahwa ada hak orang lain pada diri saya. Tanggung jawab saya pada suami dan anak-anak tentu sebisa mungkin saya penuhi, tetapi saya meminta izin mereka agar saya memberikan hak orang lain itu. Sebagaimana firman Allah,  waltakun minkun ummatun yad'uuna ilal khair.  Artinya,  jadilah kamu sebagai umat yang mengajak orang lain kepada kebaikan. Ya,  karena kita hidup bersosial,  bermasyarakat.  Tidak cukup merasa baik sendiri,  tapi harus mengajak orang lain untuk berusaha sama-sama baik.  Wallahu musta'aan.

Bagaimana korelasi jabatan baru ini dengan keluarga?

Korelasinya,  semua apa yang saya lakukan di luar,  berkaitan dengan apa yang saya upayakan untuk keluarga. Bu Septi bilang,  semuanya tidak terpisah.  Melainkan seiring sejalan.


Bisa ceritakan kesan-kesan selama mengenal banyak ibu di komunitas IP Banten?

Mengenal mereka amat sangat berkesan bagi saya, terutama dengan sesama pengurus, karena interaksi yang intens menyebabkan saya mengenal mereka lebih dalam. Alhamdulillah saya dipertemukan Allah dengan pribadi-pribadi yang luar biasa itu. Dan ciri khas ibu profesional yang saya rasa adalah semangat belajar yang tinggi. Siap menerima tantangan. Salut pada mereka.




Apa pesan teteh kepada para pembelajar IP Banten? Mahasiswi bunda sayang khususnya

Untuk teman-teman yang sedang menjalani masa pembelajaran di kelas bunda sayang, kelas ini memang berjalan dalam rentang waktu yang lumayan lama, dengan praktik dan NHW yang terus menerus. Semoga teman-teman senantiasa bisa menjaga api semangat.  Belajar lagi belajar terus.

Dan untuk member IP Banten,  kita satu keluarga.  Jadikan IP Banten rumah yang nyaman untuk berkembang menjadi ibu profesional, dan bersama-sama saling berbagi serta melayani :)

Terimakasih teh Kiki atas waktunya, semoga selalu bisa berkarya dan barokah segala aktivitas nya, aamiin.

 

Baca juga profil lainnya:

Previous Post
Next Post

Prakata Salam Hangat, Assalamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Semangat pagi, IPers Banten! Blog ini berisi berbagai informasi seputar pengasuhan dan pendidikan anak, tentu saja segala sesuatu yang berkaitan dengan seorang wanita. Di sini kami sebagai media untuk menyimpan berbagai informasi penting yang diperlukan khususnya bagi Ibu profesional regional Banten dan juga kepada seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. Terima Kasih Salam Sayang Admin Blog, MoRry

8 komentar:

  1. Love love sama teh Qie sehat selalu yaa ,semoga lahiran lancar lungsur

    BalasHapus
  2. kenapa sih saya harus jadi ketua (dan atau berkomunitas) segala. Lantas saya bilang, bahwa ada hak orang lain pada diri saya. Tanggung jawab saya pada suami dan anak-anak tentu sebisa mungkin saya penuhi, tetapi saya meminta izin mereka agar saya memberikan hak orang lain itu. Sebagaimana firman Allah, waltakun minkun ummatun yad'uuna ilal khair. Artinya, jadilah kamu sebagai umat yang mengajak orang lain kepada kebaikan. Ya, karena kita hidup bersosial, bermasyarakat. Tidak cukup merasa baik sendiri, tapi harus mengajak orang lain untuk berusaha sama-sama baik. Wallahu musta'aan.

    MasyaAllah 😍

    BalasHapus
  3. MasyaAllah... Teteh ter-love..

    BalasHapus
  4. Saluuuuuuttttt.....

    Sehat sehat terus ya teh.

    BalasHapus

Tulis komentarmu di sini ....