Banyak sekali orang tua yang merasa bangga kepada apa yang dimilikinya, termasuk salah satunya adalah keluarga, katanya. Betul tidak teman-teman? (baca dengan gaya aa Gym, hehe ...)
Allah Subhanahu Wa Ta'ala pun menyatakan dalam sebuah ayat Al-Qur'an bahwa anak merupakan perhiasan (Silakan lihat Q.S Al-Imran:14). Perhiasan tentu saja berharga. Untuk itulah, seringkali kita melihat banyak orang tua yang selalu membanggakan anak-anaknya. Pasti tidak akan ada orang tua yang merasa iri dengan prestasi si anak. Betul, 'kan?
Misalnya, apa ada seorang ibu yang mengadu ketika selepas shalat, "Aduh, kenapa anak saya lebih cantik dari saya ya Allah? Saya jadi merasa iri ... kenapa bukan saya yang cantik?" hehe ... pasti jawabannya tidak akan ada orang tua yang merasa iri atau dikalahkan oleh anak-anaknya. Karena tadi, Allah Subhanahu Wa Ta'ala sudah memberikan fitrah kepada seorang anak, agar mereka menjadi sosok yang berharga.
Namun, aneh sekali ya jika ada anak yang berani menghardik orangtuanya. Apalagi sampai melawan bahkan tidak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang anak.
Apakah anak tersebut masih dalam status "perhiasan" bagi kedua orang tuanya? Jangankan menjadi perhiasan, justru anak tersebut bisa menjadi duri dalam kehidupan sang orang tua. Selalu menyusahkan dan lebih memilih jalan yang salah. Astaghfirullaaahal 'adziiim .... Na'udzubillahi mindzalik. Semoga kita dijauhkan dari anak-anak model seperti ini yan bun ....
Tidak dipungkiri, akan ada banyak model anak yang menyimpang. Apalagi di zaman now yang sudah bergeser tentang adab dan tata krama seorang anak kepada orang tua. Tetapi, jika kita tengok sejarah nabi, sudah sejak dahulu kala Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan contoh model anak seperti ini, Kan'an salah satunya. Anak dari seorang nabi, yang tidak ingin mengikuti keshalihan sang ayah. Kan'an berjalan menyimpang dengan mengabaikan pesan kenabian.
Terus, kenapa seorang anak bisa menjadi musuh bagi kedua orangtuanya ya? (hayooo ... menurut kalian apa ya alasan Allah Subhanahu wa ta'ala, menjadikan model anak seperti itu? Tulis di kolom komentar ya ....)
Next ....
Scrool ke bawah yuuk!
Pertama. Bisa jadi hal ini sebagai ujian bagi kedua orang tuanya.
Anak yang menyimpang, bukan hanya karena cara didikan orang tua yang salah. Mungkin aja 'kan, kalau Allah yang menghendaki. Allah Subhanahu wa ta'ala hanya ingin melihat atau menguji, apakah kedua orangtuanya mampu mempertahankan cinta kepada-Nya? Atau memilih mengikuti anaknya yang salah? Karena saking sayangnya kedua orang tua kepada buah hati tercinta.Kedua. Karena kesalahan Orang tua.
Proses yang salah, biasanya akan berdampak pada hasil yang gagal. Kemungkinan besar, fitrah anak akan cedera. Misalnya, ketika orang tua mendidik anak dengan cara kekerasan, bisa jadi akan memperburuk psikologi si anak. Dengan kata lain, akan tertanam dan tumbuh "innerchild" dalam dirinya.
Salah satu dampak jika orang tua tidak mau menuntut ilmu dalam pengasuhan dan pendidikan anak, biasanya akan cenderung asal-asalan dalam mendidik mereka. Hanya sekedar "asal" anak senang, "asal" anak belajar, "asal" anak kerja, dan asal-asal lainnya.
Kedua alasan tersebut menjadi penentu, apakah anak akan menjadi perhiasan atau musuh bagi orangtuanya.
Kemudian hal yang paling penting, selalu libatkan Allah dalam pengasuhan dan pendidikan kita. Karena Allah-lah yang mampu membolak-balikan hati anak-anak kita.
Pun ketika anak mulai memperlihatkan kelakuan yang menyimpang, ingatlah kembali bagaimana kualitas hubungan kita orang tuanya dengan Allah Subhanahu wa ta'ala.
Saat kita dekat dengan Allah, kita sebagai orang tua akan cenderung lebih sabar dan mampu meluruskan perlakuan yang kurang baik dengan tenang dan bisa meminimalisir luka yg timbul akibat pelurusan perilaku. Pun sebaliknya, jika kita cenderung kurang sabar ketika kita jauh dari Allah.
Nah, bagaimana dengan kita yang sudah menjadi orang tua, bagaimana cara kita memaksimalkan diri untuk mendidik buah hati? Yuk, berbagi di kolom komentar. 😍
Pertamax 😂
BalasHapusterimakasih sudah menyempatkan membaca bun
Hapus